Pemimpin "Besar" menyimpan kemarahan untuk ditunjukkan pada situasi yang tepat dan penting, Ketikan kemarahan itu efektif untuk mengubah keadaan dalam situasi negosiasi atau dalam memotivasi orang lain, seperti dewan direksi, untuk melakukan hal yang benar dalam mencapai keputusan penting.
Faktor yang dapat membuat seorang manajer/pemimpin frustrasi adalah tidak lain ketidakpastian, sebagai contoh hubungan atasan dengan bawahan tidak pernah dapat diketahui dengan sempurna sebelumnya, sehingga manajer/pemimpin harus terus menduga - duga, memeriksa, dan menguji situasi/keadaan yang terjadi pada bawahan maupun hubungan tersebut.
Contoh peristiwa : Alexander Agung (abad ke- 4 S.M.) adalah kasus ekstrim seorang pemimpin yang memiliki kekuatan hebat, tetapi memiliki kelemahan dalam mengatasi emosinya. Ia sering kali gelap mata dan lebih dari satu kali membunuh temannya dengan pedangnya. Ia juga kecanduan alkohol , yang memperumit ketidakstabilan emosinya dan berpengaruh juga pada kestabilan kesehatannya yang menyebabkan kematiannya ketika Ia berusia 32 tahun.
Contoh peristiwa : Alexander Agung (abad ke- 4 S.M.) adalah kasus ekstrim seorang pemimpin yang memiliki kekuatan hebat, tetapi memiliki kelemahan dalam mengatasi emosinya. Ia sering kali gelap mata dan lebih dari satu kali membunuh temannya dengan pedangnya. Ia juga kecanduan alkohol , yang memperumit ketidakstabilan emosinya dan berpengaruh juga pada kestabilan kesehatannya yang menyebabkan kematiannya ketika Ia berusia 32 tahun.
Ledakan semacam itu sering kali diikuti dengan depresi dan penyesalan untuk waktu yang cukup lama, serta kunci dari segala aktivitasnya (Kesehatan) pun mengalami ketidakstabilan. Dimana seharusnya Alexander mampu melakukan hal - hal hebat dan membuat peristiwa kepahlawanan lainnya bila Ia hidup beberapa tahun lebih lama dan menghindari hari - hari yang tidak perlu ketika tidak mampu berbuat apa - apa ketika depresi.
Manajer/pemimpin harus berjuang melawan dirinya, dan mengontrol ketakutan dalam diri dan emosinya dengan tetap menjaga kepercayaan diri yang tinggi. jadi, menjadi seorang pemimpin penting untuk menjaga emosi yang kita miliki di dalam suatu batasan yang masuk akal.
No comments:
Post a Comment